|
|
|
|
PERENCANAAN
SUMBER DAYA MANUSIA
TUGAS
UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata
Kuliah : PERENCANAAN Sumber daya Manusia
Dosen
: Dr. B LENA NURYANTI S, M. Pd
Oleh :
D
I N O
T O
NIM : 12008019
PROGRAM PASCA SARJANA
KONSENTRASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “CIREBON”
CIREBON
2009
|
|
|
|
|
1.
Perencanaan Sumber Daya Manusia (Human Resources
Planning) merupakan awal dari alur proses pergerakan sumber daya manusia
organisasi, sekaligus menjadi rujukan standar dalam pelaksanaan dan
pengawasannya.
Jelaskan
esensi dari perencanaan sumber daya manusia (pribadi)
Jelaskan juga
beberapa pengertian tersebut menurut beberapa ahli
ESENSI SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya
manusia berisi 2 (dua) sisi, sisi SD dan sisi M. Dimensi pokok sisi SD adalah kontribusinya
terhadap organisasi, sedangkan dimensi pokok M adalah perlakuan organisasi
terhadapnya, yang pada gilirannya menentukan kualitas dan kapabilitas hidupnya
(Ndraha T, 2002). Dalam buku yang sama dikutip pernyataan
Werther, W. B. dan Davis, K, yang menyatakan bahwa pengertian sumber daya
manusia (human resource) itu sendiri
adalah the people who are ready, willing,
and able to contribute to organizational goals.
Dengan
demikian sumber daya manusia merupakan unsur terpenting dalam perjalanan hidup
organisasi karena pada dasarnya organisasi dibentuk oleh dan untuk sumber daya
manusia itu sendiri, baik internal ataupun eksternal. Sumber daya manusia internal adalah mereka
yang terlibat langsung dalam mencapai tujuan organisasi sementara manusia
lainnya merupakan bagian eksternal yang merasakan dampak baik langsung maupun
tidak langsung dari keberadaan organisasi tersebut.
Pentingnya
sumber daya manusia dalam setiap organisasi menyebabkan diperlukannya
ketertiban internal terlebih dahulu, menyatupadukan kekuatan untuk mewujudkan
tujuan organisasi. Jika kondisi di dalam
organisasi terpecah belah maka akan sangat sulit bagi organisasi untuk
menghadapi tantangan dari luar yang jauh lebih besar.
Oleh karena
itu diperlukan perencanaan yang benar tentang sumber daya mansuaia yang ada
dalam organisasi itu sendiri. Sehingga
terbentuklah tim yang bisa mengubah berbagai tantanagan internal menjadi sebuah
kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Perencanaan sumber daya manusia akan menentukan berhasil tidaknya setiap
organisasi.
Perencanaan sumber daya manusia atau
perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan
tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya
berintegrasi dengan rencana organisasi (Sikula, A. E. (1981) dalam Mangkunegara
(2006)). Selanjutnya dalam buku yang
sama dikutip pendapat Milkovich dan Nystrom (1981) bahwa Perencanaan sumber daya manusia adalah proses peramalan,
pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang menjamin perusahaan
mempunyai kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu
yang tepat yang sangat bermanfaat secara ekonomi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat
ditarik benang merah bahwa perencanaan sumber daya manusia merupakan sebuah
proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
kompeten untuk menjalankan setiap organisasi.
Dengan kata lain, tanpa perencanaan sumber daya manusia yang baik maka
organisasi akan berjalan terseok-seok, tidak akan berjalan maksimal dan
akhirnya bukan hanya tujuan awal organisasi yang tidak tercapai tetapi juga
keberadaan organisasi itu sendiri kemungkinan segera berakhir.
Perencanaan sumber daya manusia bukanlah
segala-galanyanya, namun tanpa perencanaan sumber daya manusia segala-galanya
bukan apa-apa! Mungkin itulah kalimat
yang tepat tentang manfaat perencanaan sumber daya manusia. Dikatakan demikian karena, sebagai salah satu
unsur organisasi maka perencanaan tidak bisa berdiri sendiri tetapi harus ada
keseimbangan dengan unsur-unsur yang lain.
Manfaat dari perencanaan
sumber daya manusia yang dilaksanakan dengan baik diantaranya adalah :
a. Membantu manajemen puncak dalam menentukan
visi dan mencapai tujuan perusahaan tersebut.
b. Manajemen dapat memprediksi adanya
ketidakseimbangan sumber daya manusia, baik dari kebutuhan sampai dengan
pembiayaan.
c.
Mempermudah
manajemen menerapkan konsep, “the man
right on the right place”.
d. Koordinasi antar pelaku dalam organisasi
dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Agar manfaat perencanaan
sumber daya manusia menjadi optimal diperlukan berbagai pengorbanan yang tidak
sedikit. Konsep sentralistik yang
menjadi ciri organisasi selama ini perlu diadaptasikan dengan perubahan global
yang menghendaki penysuaian dengan lingkungan lokal. Otonomi tingkat tinggi diperlukan di setiap
lini, termasuk dalam perencanaan sumber daya manusia yang mengisinya.
Empat elemen pokok yang
menjadi landasan penting dalam perencanaan sumber daya manusia, yaitu :
a. Tujuan organisasi merupakan landasan pokok
mengapa suatu organissi didirikan, kemana organisasi berjalan, dan apa yang
hendak dicapai.
b. Perencanaan organisasi adalah cara yang
direncanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Audit sumber daya manusia, pelaku organisasi
selalu mengkoreksi diri menjadi kata kunci yang akan menentukan keberhasilan
mencapai tujuan perusahaan.
d. Peramalan sumber daya manusia dilaksanakan
untuk mengidentifikasi kebutuhan sumber daya manusia di masa yang akan datang
sesuai dengan perkembangan zaman.
Sebuah nasehat dari
pakar manajemen kelas dunia, Peter F. Drucker untuk poin terakhir, “Kita tidak
dapat meramalkan tetapi kita dapat menciptakan !”
Tentu saja penciptaan
ini bukanlah suatu hal yang mudah.
Banyak kendala yang menghalangi tercapainya berbagai tujuan yang
diharapkan. Dari berbagai kendala
tersebut ternyata hambatan terbentuknya suatu tim kerja yang efektif bukan dari
proses internal di dalamnya tetapi lebih diakibatkan oleh hambatan organisasi,
termasuk di dalamnya budaya organisasi.
Faktor lain yang
menentukan perencanaan sumber daya manusia adalah strategi pendekatan kinerja
yang digunakan oleh organisasi yang bersangkutan. Sebuah perusahaan yang mengedepankan
pendekatan motivasional individu memerlukan individu yang beretos kerja dengan
orientasi hasil, biaya yang tidak sedikit untuk imbalan berbagai keberhasilan
individual dan pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan, serta struktur
organisasi yang fleksibel.
Individu dan organisasi
adalah satu kesatuan yang satu sama lain harus saling menyesuaikan untuk perubahan
dalam pencapaian tujuan. Apabila
keseimbangan keduanya tidak tercapai maka berbagaikeuntungan dari pendekatan
kinerja yang ditentukan tidak akan tercapai.
Bahkan bukan tidak mungkin malah kerugiannya yang makin bertumpuk.
2.
Keberhasilan menyususun perencanaan Sumber Daya Manusia
secara komprehensif menjadi awal yang baik bagi kelancaran implementasi program
kerja dan pencapaian tujuan organisasi.
Sebaliknya, kegagalan menyusun rencana akan menjadi penyebab potensial
bagi timbulnya kendala implementasi manajemen Sumber Daya Manusia.
Kemukakan
beberapa masalah yang dihadapi dalam perencanaan Sumber Daya Manusia dan
jelaskan masing-masing permasalahan tersebut.
PERMASALAHAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Sebuah perencanaan
dibuat untuk membantu dalam pencapaian tujuan organisasi. Perencanaan dapat mengurangi resiko kegagalan
dan ketidakpastian hasil dari suatu tindakan organisasi.
Demikian halnya
perencanaan sumber daya manusia bertujuan agar organisasi bukan hanya
mendapatkan sumber daya manusia sesuai harapan tetapi juga organisasi
memberikan sesuatu yang sesuai dengan harapan mereka. Dengan kata lain, terjadi imbal balik yang
saling menguntungkan. Sebuah simbiosis
mutualistik.
Suatu organisasi yang
tidak merencanakan sumber daya manusia akan mengakibatkan kebutuhan karyawannya
tidak akan terpenuhi, dan apabila hal itu terjadi maka tujuan organisasi secara
keseluruhan tidak akan tercapai secara efektif.
Sebagaimana dikemukakan
di muka, seiring perubahan yang makin mengglobal maka perencanaan dan strategi
sumber daya manusia pun menjadi tanggungjawab semua individu yang terlibat
dalam organisasi. Peran dan fungsi
masing-masing tentu saja berbeda satu dengan yang lain, dalam tujuan yang sama. Dengan fungsi kemitraan ini diharapkan dihasilkan
rencana dan trategi yang mampu diterapkan bersama untuk mencapai tujuan
bersama.
Banyak hal yang dapat menjadi penghambat
dihasilkan dan dijalankannya perencanaan sumber daya manusia yang baik. Namun faktor utamanya adalah koordinasi. Hal ini tidak lain karena perencanaan sumber
daya manusia bukan hanya tanggungjawab satu departemen saja tetapi merupakan
tanggungjawab bersam keseluruhan pelaku organisasi.
Orang pintar
mengingatkan, “Koordinasi merupakan kata yang sangat mudah diucapkan, tetapi
sangat sulit untuk dilaksanakan!”
Dengan demikan
perencanaan sumber daya manusia bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, karena
untuk diperlukan kerja tim yang solid.
Koordinasi yang kuat diantara departemen dalam organisasi menjadi kata
kunci. Koordinasi yang jelek merupakan
faktor penghambat yang sangat sering terjadi
Bila keharmonisan
internal ini sudah tercipta maka akan lebih mudah menghasilkan dan menjalankan
perencanaan sumberdaya manusia dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Secara umum hambatan
yang mungkin timbul dalam perencanaan sumber daya mansuia adalah sebagai
berikut :
- Tujuan yang tidak tepat
Tujuan yang tidak tepat dapat menjadi
penghalang perencanaan yang efektif.
Sebagai contoh, jika tujuan yang ingin dicapai tidak realistis maka anggota
organisasi tidak akan bersemangat melakukan perencanaan. Jika tujuan menekankan pada segi kuantitas
dan mengabaikan kualitas maka perencanaan yang efektif akan terhambat. Perencanaan yang hanya menekankan pada
output/penjualan atau produksi tanpa melihat kepuatasn karyawan akan
mengakibatkan perencanaan tidak tepat.
Perencanaan yang hanya berfokus pada jangka pendek dengan mengorbankan
jangka panjang akan mengakibatkan ketidakseimbangan dalam perencanaan.
- Sistem kompensasi yang tidak tepat
Sistem komoensasi yang tepat akan mendorong
penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif.
Sistem reward yang tepat dan layak akan mendorong perilaku seseorang
dalam bertindak dan mengambil resiko sekaligus mendorong kreativitas. Hal sebaliknya akan terjadi jika sistem
kompensasi yang diterapkan tidak tepat.
- Lingkungan eksternal yang kompleks dan dinamis
Lingkungan yang kompleks dan berubah-ubah
mengakibatkan perencanaan efektif sulit diterapkan. Sebagai contoh, perusahaan komputer seperti
Microsoft dan Apple yang bergerak dalam bidang yang cepat mengalami
perubahan. Perusahaan komputer
dihadapkan pada situasi dan tingkat persaingan yang ketat dan perubahan yang
sangat dramatis yang membuat perencanaan menjadi semakin sulit.
- Kondisi persaingan yang makin tajam
Kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan
sulit diprediksi memaksa organisasi harus selalu waspada dan mengantisipasi
permasalahan untuk meminimalkan konflik internal dalam ornagisasi.
- Keengganan untuk mencapai tujuan
Ketidakpastian terhadap hasil perubahan mengakibatkan
timbulnya perasaan enggan bagi sebagian anggota organisasi untuk melakukan
perubahan. Kadang-kadang apa yang sudah
dicapai sulit untuk dilepaskan karena dalam perubahan hasil yang akan dicapai
belum tentu maksimal seperti keadaan sebelumnya.
- Tidak memahami organisasi yang semakin dinamis
Manajemen organisasi yang berpikir sempit
menanggapi perubahan dalam organisasi secara tidak serius. Padahal lingkungan global selalu menuntut
organisasi untuk proaktif dan dinamis.
- Terjadi konflik internal organisasi antara manajemen dan buruh
Konflik internal merupakan kendala yang
paling mudah terjadi, padahal merupakan kunci sukses dalam pencapaian tujuan
yang ditetapkan. Salah satu cara
penanganannya adalah dengan koordinasi dan keterbukaan, sudah bukan saatnya
berbagai pihak dalam organisasi merasa menjadi paling penting. Keberhasilan hanya akan dicapai dengan
terciptanya kebersamaan.
3.
Strategi perencanaan Sumber Daya Manusia adalah
seperangkat proses dan aktifitas yang dilakukan bersama oleh Manajer Sumber
Daya Manusia dan manajer lini untuk menyelesaikan masalah. Sehingga diperoleh manusia-manusia yang
produktif yang memiliki komitmen pada Visi, Misi dan Tujuan Organisasi.
Buatlah
analisis dan desin jabatan yang bertujuan untuk mengekplorasi dan menentukan
secara tepat berbagai kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai visi, misi dan
tujuan organisasi.
Analisa
jabatan di tempat bekerja, seharusnya bagaimana vs kenyataannya bagaimana.
ANALISIS JABATAN
siapapun yang
mengelola organisasi akan mengolah berbagai sumber daya untuk meraih tujuan
organisasi tersebut. Sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi dapat dikategorikan kedalam 6 (enam) tipe sumber daya
(the Six M, 6 M), yaitu :
a.
Man (manusia)
b.
Money
(finansial)
c.
Material
(fisik)
d.
Machine
(teknologi)
e.
Method
(metode)
f.
Market
(pasar)
Selanjutnya
dikatakan, bahwa aset yang paling penting yang harus dimiliki oleh organisasi
dan harus diperhatikan dalam manajemen adalah tenaga kerja atau manusia (sumber
daya manusia).
Menurut
Siagian (2002) bahwa sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik
dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin
dilakukan oleh manusia. Sebaliknya
sumber daya manusia pula yang dapat menjadi penyebab terjadinya pemborosan dan
inefisiensi dalam berbagai bentuknya.
Karena itu, memberikan perhatian kepada unsur manusia merupakan salah
satu tuntutan dalam keseluruhan upaya peningkatan produktivitas kerja.
Oleh
karena itu agar sumber daya manusia yang ada mampu untuk berkiprah dalam
mencapai visi dan misi yang ditetapkan maka tenaga kerja harus sanggup :
- Mengolah dan mengelola sda secara bertanggungjawab.
- Menggunakan atau mengaplikasikan suatu teknologi sedemikian rupa sehingga kapasitas teknologi yang bersangkutan dimanfaatkan sepenuhnya.
- Belajar meniru, mengikut, menerapkan dan mengadaptasikan produk atau cara orang lain, menyesuaikannya dengan budaya setempat.
- Menemukan cara atau hal baru melalui trial and error, hypothesis dan experimentation.
- Membaharui alat atau cara yang sudah ada sehingga nilai tambahnya semakin tinggi.
- Mengembangkan dan mengintegrasikan alat atau cara yang sudah ada sehingga membentuk suatu jaringan yang semakin mengglobal.
- Memikirkan dan menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada.
- Mendidik dan melatih generasi penerusnya melalui contoh dan teladan sejelas, sedalam dan seluas mungkin.
- Mewarisi dan mewariskan nilai-nilai selektif secara efektif dari generasi sebelum kepada generasi berikutnya sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan keadaan.
Untuk
mendapatkan sumber daya manusia yang diharapkan maka departemen sumber daya
manusia sebuah organisasi harus merencanakan terlebih dahulu pekerja yang dapat
membantu mereka dalam mengembangkan pasar yang makin kompetitif.
Setiap
organisasi tentunya melaksanakan perencanaan sumber daya manusia sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Yang perlu
dikembangkan adalah sistem perancangan sumber daya manusia metode formal
sehingga penyediaan “knowledge based and
multiskillng worker” dapat diperoleh kapan pun tenaga kerja itu dibutuhkan.
Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu pun melakukan hal yang sama tetapi
keputusan sering tidak sesuai dengan usulan semula. Bukan hanya permasalahan usulan staf
pelaksana yang tidak tetapi juga beberapa jabatan diisi oleh mereka yang tidak
kompeten. Dengan kurangnya daya dukung
yang ada maka pencapaian visi sering terkendala.
- Jelaskan tahap-tahap dalam perencanaan Sumber Daya Manusia dan jelaskan masing-masing tahapan itu.
Setelah itu
analisa, sudahkah di tempat bekerja sesuai dengan tahapan itu.
Kalau YA, apa
alasannya. Demikian juga sebaliknya.
TAHAPAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Beberapa
komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sumber daya manusia adalah
sebagai berikut :
- Tujuan
Perencanaan
sumber daya manusia harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan
individu, organisasi, dan kepentingan nasional.
Tujuan perencanaan sumber daya manusia adalah menghubungkan sumber daya
manusia yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang.
- Perencanaan organisasi
Perencanaan
organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengadakan
perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi. Beberapa variabel yang sangat penting dan
berpengaruh dalam aktivitas perencanaan organisasi adalah ramalan bisnis,
perluasan dan pengembangan, rancangan dan perubahan struktur, falsafah
manajemen, peranan pemerintah serta produk dan kemampuan manusia.
- Pengauditan sumber daya manusia
Pengauditan
adalah suatu proses intensif, penyelidikan, penganalisaan dan perbandingan
informasi yang ada dengan norma standar yang belaku. Pengauditan sumber daya manusia meliputi
penelusuran secara normal dan sistematis mengenai efektivitas program
kepegawaian, program analisis jabatan, penarikan pegawai, testing, pelatihan
dan pengembangan manajemen, promosi jabatan, transfer, taksiran pegawai,
hubungan kerja, pelayanan pegawai, moral dan sikap kerja, penyuluhan pegawai,
upah, administrasi upah dan penelitian pegawai.
Dalam pengauditan sumber daya manusia perlu diperhatikan aspek-aspek
anrata lain kualitas kekuatan kerja, penentuan kualitas, daftar kemampuan (skill), perputaran tenaga kerja (turnover) dan perubahan intern.
- Peramalan sumber daya manusia
Peramalan
sumber daya manusia sangat mirip dengan pengauditan sumber daya manusia. Perbedaannya, peramalan sumber daya manusia
untuk masa yang akan datang, sedangkan pengauditan lebih mengutamakan hal yang
berhubungan dengan keadaan sekarang ini.
Disamping itu, peramalan lebih menitikberatkan pada penyesuaian terhadap
perubahan eksternal organisasi, sedangkan pengauditan lebih menitikberatkan
pada penyesuaian internal organisasi.
Meramalkan sumber daya manusia perlu memperhitungkan teknologi, kondisi
permintaan dan penawaran serta perencanaan karier.
Terdapat
2 (dua) kegiatan penting dalam perencanaan sumber daya manusia, yaitu:
1)
Penyusunan anggaran tenaga kerja yang merupakan
kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja
yang diperlukan yang disebut juga dengan penyusunan formasi.
2)
Penyusunan program tenaga kerja, merupakan
kegiatan-kegiatan untuk mengisi formai yang meliputi program pengadaan tenaga
kerja, promosi jabatan pegawai, pelatihan dan pengembangan pegawai,
pengembangan karier, program pemeliharaan pegawai dan program pemberhentian
pegawai.
Para
manajer sumber daya manusia mengembangkan rencana susunan karyawan berdasarkan
strategi kompetitif organisasi. Mereka
meramalkan jumlah karyawan yang dibutuhkan dan menentukan jenis keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan rencana tersebut.
Juga bertanggungjawab untuk menyesuaikan tenaga kerja perusahaan dalam
memenuhi persyaratan perluasan pasar, pengurangan biaya (yang mungkin
mengharuskan pemberhentian karyawan), atau penetapan teknologi baru. Mereka merumuskan rencana jangka pendek dan
jangka panjang untuk menyediakan karyawan andal yang memadai.
Perencanaan
sumber daya manusia meliputi beberapa langkah :
- Menetapkan tujuan (objectives). Penetapan tujuan berarti meletakkan hubungan sumber daya manusia masa depan dengan kebutuhan masa depan organisasi.
- Menyusun rencana organisasi. Pengembangan organisasi (organizational developmenat, OD) mempengaruhi perencanaan sumber daya manusia suatu organisasi.
- Mengaudit sumber daya manusia yang ada. Auditing adalah penelitian sistematik guna mencari, menghimpun dan menganalisis data yang berkaitan dengan produksi, produk, lapangan kerja, kompetensi, sumber daya manusia, keterampilan dan sebagainya, yang ada dalam jangka waktu tertentu.
- Meramalkan kebutuhan akan sumber daya manusia. Aspek yang diramalkan persis seperti aspek yang diaudit. Perbedaannya adalah, sasaran auditing adalah sumber daya manusia sebagaimana adanya, sedangkan sasaran peramalan adalah sumber daya manusia yang dibutuhkan di masa depan. Jika keduanya dibandingkan, kemungkinan ada kekurangan atau kelebihan. Dalam hubungan itu diperlukan tindak lanjut.
- Merancang program pelaksanaan, yang mencakup :
1)
rekrutmen dan seleksi
2)
pelatihan pegawai
3)
pengembangan manajemen
4)
hubungan kerja
5)
kompensasi
Untuk menghasilkan perencanaan sumberdaya
manusia yang baik maka dilakukan beberapa tahap kegiatan. Diawali dengan memperhatikan strategi dan
tujuan organisai, kemudian menganalisis kebutuhan sumber daya manusia dan
sumber serta cara memenuhinya.
Setelah dilaksanakan
analisis terhadap ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan, baik
jumlah maupun kualitas dan keahlian personil yang dibutuhkan. Alternatif jangka pendek maupun jangka
panjang perlu dibuat sebagai solusi untuk pengambilan keputusan yang tepat.
Perencanaan sumber daya
manusia menjadi pedoman masa depan guna menentukan dimana tenaga kerja
diperoleh, kapan dibutuhkan, serta pelatihan dan pengembangan jenis apa yang
harus dimiliki karyawan.
5.
Penempatan pegawai harus mencocokkan dan membandingkan
kualifikasi yang dimiliki pegawai dengan kebutuhan dan persyaratan dari suatu
jabatan atau pekerjaan, sehingga the right man in the right job dapat tercapai.
Jelaskan
faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan dalam penempatan pegawai.
Apakah
di tempat bekerja sesuai dengan jargon yang sudah dikemukakan di atas.
Jelaskan
sesuai dengan kondisinya.
PENEMPATAN SUMBER DAYA MANUSIA
Penempatan
(placement) pegawai berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang
dipegangnya, berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan pengetahuan, keterampilan,
kemampuan preferensi dan kepribadian karyawan tersebut (Schuler dan Jackson,
1997 : 276). Bahkan bagi perusahaan
besar seperti Coca-cola dan Pepsi, dimana tantangan untuk mencapai kemajuan
perusahaan begitu besar maka tenaga kerja yang direkrut bukan semata-mata
berdasarkan kriteria perusahaan tetapi juga mempertimbangkan minat dari calon
pekerja. Hal ini tentu berkaitan dengan
penempatan mereka di perusahaan yang benar-benar diinginkan oleh mereka
sendiri.
Apapun upaya
yang dilakukan perusahaan atau organisasi pada dasarnya untuk menciptakan the
right man on the right place. Terlepas
dari apakah kedaan ini tercipta untuk organisasi secara keseluruhan atau untuk
kepentingan golongan tertentu semata.
Pada organisasi nin-profit kasus kejadian yang kedua iniliah yang paling
banyak terjadi. Sebab tanpa harus
berjalan dengan baik pun organisasi akan tetap hidup, tidak tergantung pada
untung-rugi finansial yang didapat sendiri karena organisasi tidak perlu
menghidupi dirinya sendiri.
Untuk mencapai the right man on
the right place yang sebenarnya dalam penempatan pegawai diperlukan beberapa
kriteria, yaitu :
- Pendidikan
Faktor
pendidikan merupakan cikal bakal berangkatnya seseorang untuk memluai
bekerja. Ada pendidikan formal dan juga
informal yang keduanya saling melengkapi satu sama lain. Pendidikan formal sering dikaitkan dengan
gelar kesarjanaan atau pun ijazah yang diperoleh seseorang. Tetapi karena di dalam proses pendidikan
formal berlangsung berbagai pendidikan yang lain maka sungguh tidak tepat
menempatkan seseorang dari gelar kesarjanaan.
Sebagai contoh
misalnya Sarjana Pertanian, pendidikan formlanya pastilah dari Fakultas
Pertanian, jurusan yang digeluti bisa dari Budidaya Pertanian, Sosial Ekonomi
Pertanian, Arsitektur Peramanan, Benih Pertanian dan sebagainya. Oleh karena itu bukan tidak mungkin mereka
arkhirnya menjadi Arsitek, Pengamat Ekonomi, Analis Kredit di berbagai bank,
Pengusaha Bibit dan Benih Pertanian.
Tetapi apakah tetap juga jika mereka duduk sebagai Pimpinan Redaksi di
koran nasional ? atau menjadi pengasuh
pondok pesantren terkenal ? Juga
beberapa jabatan lain yang sama sekali jauh dari gelar kesarjanaannya.
Tetapi itulah
yang terjadi, banyak lulusan IPB yang menggeluti dunia jurnalistik. Bagi yang mengetahui jalannya proses
pendidikan di Kampus Rakyat tentu hal ini tidak mengherankan. Sejak memulai pendidikan atau matrikulasi
setiap mahasiswa sudah dipaksa menjadi penulis.
Hampir tidak ada kesempatan untuk menyontek pekerjaan orang lain karena
sangat terbatasnya waktu. Pagi hari
kuliah dua mata kuliah di ruangan, sore praktikum dua kegiatan juga. Malam hari mengerjakan kedua laporan
praktikum disertai dengan dua rencana praktikum dan persiapan ujian kisi-kisi
praktikum untuk besok harinya. Kegiatan
rutin ini berlangsung senin sampai jum”at, pada hari sabtu dilaksanakan ujian
mata kuliah yang diajarkan.
Selesai
matrikulasi, pelajaran tidak terlalu berubah sekalipun relatif lebih
ringan. Praktikum hanya satu pelajaran
seharinya, tetapi mata kuliah yang diajarkan jauh lebih banyak. Hampir semua mata kuliah disertai dengan
praktikum yang memerlukan persiapan kisi-kisi dan laporan praktikum. Praktis selama masa kuliah kegiatan
menuangkan ide-ide langsung dari otak ke
mesin tulis adalah suatu kebiasaan.
Oleh karena
itu, begitu mereka lulus, terlepas dari apapun gelar yang disandangnya maka
dunia jurnalistik menjadi pilihan yang menantang. Ilmu yang lain melengkapi kehidupan mereka,
ilmu yang paling berharga adalah keinginan untuk terus belajar. Tidak mengherankan kalau sangat sedikit yang
menggeluti dunia tulis-menulis bidang pertanian.
Pengajian
rutin dan gemblengan di yang diadakan Badan Kerohanian Islam (BKI) ditambah
pengkajian kitab kuning dan yang keislaman modern di lingkungan kampus lain
6.
Perawatan pegawai adalah usaha mempertahankan dan atau
meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap karyawan agar mereka tetap loyal
dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Perawatan
pegawai apa yang diperlukan dalam suatu organisasi dan bentuk perawatannya
seperti apa di tempat bekerja.
Jelaskan
masing-masing perawatannya.
PERAWATAN SUMBER DAYA MANUSIA
Perawatan
pegawai merupakan upaya yang harus dilakukan organisasi terhadap personil yang
tergabung dalamnya. Hal ini harus
dilakukan untuk tetap memberikan spirit kepada pegawai sehingga terus dapat
produktif. Jika tidak hal ini tidak
dilakukan dengan baik maka personil organisasi dapat hengkang ke perusahaan
lain yang memberi fasilitas yang lebih menjanjikan.
Beberapa metode yang dapat
dilakukan dalam rangka perawatan pegawai adalah :
- Komunikasi
Komunikasi
merupakan kunci utama keberhasilan dari setiap proses manajerial. Oleh karena itu komunikasi yang efektif perlu
dibina, antara atasan dengan bawahan, sesama rekan kerja dan juga hubungan
dengan pihak luar yang terkait.
Tidak jarang
terjadinya berbagai pertentangan dan ketidakpuasan kerja ternyata hanya karena
adanya miskomunikasi. Kejadian ini
umumnya terjadi karena pihak manajemen memproteksi beberapa data sebagai
rahasia perusahaan, padahal pada suatu saat akan terbingkar dan menyebabkan
ketidakpuasan.
Miskomunikasi
sering menjadi penyebab ketidakberesan pelaksanaan kegiatan di Dinas Pertanian
dan Peternakan Kabupaten Indramayu, khusunya Seksi Pengembangan Peternakan. Apabila ada acara dalam rangka kegiatan yang
ditangani Seksi Penyebaran Ternak Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat maka
maka yang seharusnya hadir adalah Seksi Pengembangan. Tetapi karena berbagai sebab pimpinan
menganggap hal tersebut lebih tepat dihadiri Seksi Perbibitan Ternak. Ketika acara selesai maka berbagai tagihan
kewajiban dari Seksi Penyebaran Ternak tertuju langsung kepada Seksi
Pengembangan, sementara Seksi Perbibitan yang menghadiri acara tersebut lepas
tangan karena merasa buka tugas seksinya.
- Pemberian Insentif
Insentif
diberikan dalam rangka memberikan rangsangan agar kreativitas kerja tetap
terjaga atau bahkan lebih meningkat lagi.
Jika perusahaan mencapai keutungan melebihi target yang ditetapkan maka
pemberian insentif merupakan suatu cara menarik perhatian pekerja untuk bekerja
lebih baik lagi pada tahun berikutnya.
Sebagai bagian
dari pegawai negeri pada umumnya maka gaji ke-13 merupakan insentif yang patut
disyukuri. Sekalipun sebagian orang
berpendapat bahwa hal itu adalah hak setiap karyawan yang bekerja 365 hari
dalah setahun. Pegawai di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Indramayu juga mendapat tambahan penghasilan bulanan,
disebut sebagai Tunjangan Daerah (Tunda), yang besarnya tergantung
jabatan. Pelaksana mendapatkan Rp.
250.000,-/bulan, pejabat eselon IV mendapatkan Rp. 500.000,-/bulan, pejabat
eselon III sebanyak Rp. 1.000.000/bulan dan pejabat eselon II sejumlah Rp.
1.500.000,-/bulan.
- Pemberian kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan
karyawan diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan, jaminan sosial serta
keselamatan dan kesehatan kerja.
Pegawai Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, khususnya yang statusnya sudah
PNS mendapatkan jaminan kesehatan ASKES.
Tetapi buruknya pelayanan yang diberikan terhadap pasien ber-ASKES di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu menyebabkan ASKES jarang
dimanfaatkan. Sementara untuk fasilitas
jaminan sosial serta keselamatan dan kesehatan kerja sama sekali tidak
ada. Hal ini sebenarnya sangat diperlkan
oleh petugas yang bekarja di lapangan.
7.
Buatlah program pengawasan dan pembinaan Stratejik
dengan memanfaatkan analisis KPPA (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman).
Gunakan
data yang ada di tempat bekerja untuk melengkapi analisis ini.
PROGRAM PENGAWASAN DAN PEMBINAAN STRATEGIK
Bidang
Peternakan pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu adalah
sebuah organisasi yang dalam pertumbuhannya mengalami berbagai pasang-surut
akibat kebijakan dari pemerintah pusat.
Sebelum otonomi daerah diberlakukan, sebagai bagian dari pemerintah
pusat maka organisasinya bernama Dinas Peternakan Kabupaten Inramayu. Pada saat itu, struktur organisasi sedemikian
tertata apik dan berbagai fasilitas penungjang seperti kendaraan dinas dipenuhi
secara berkala.
Dari sisi personil,
Dinas Peternakan tidak hanya berisi pejabat struktural dengan stafnya tetapi
juga beberapa petugas lapangan yang bertugas menyelnggarakan pelayan kepada
masyarakat. Di setiap kecamatan terdapat
Kepala Cabang Dinas Peternakan dan juga Penyuluh Peternakan. Petugas pemeriksa kesehatan veteriner
ditempatkan di wilahak yang banyak menghasilkan dan memperdagangkan produk
peternakan, seperti telur, susu dan daging.
Di beberapa kecamatan terdapat pasar hewan dengan beberapa petugas yang
ditempatkan disana. Rumah Pemotongan
Hewan dijaga ketat oleh petugas yang menangani, bukan hanya untuk menjaga
kebersihan tempat pemotongannya tetapi juga menghindarkan dipotongnya ternak
betina yang masih produktif yang melanggar peraturan.
Tepat
menjelang tahun 2001 berakhir, Dinas Peternakan tidak lagi muncul dengan
momenklatur semula. Keberadaannya
menjadi sangat kecil karena hanya merupakan bagian dari Dinas Pertanian,
Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan.
Dengan demikian terjadi penyusutan organisasi secara struktural maupun
fungsional.
Secara
struktural, institusi peternakan tersebut hanya dikepalai oleh seorang pejabat
eselon III, Kepala Sub Dinas Peternakan.
Beliau tidak lagi mempunyai sekretaris atau pembantu urusan umum karena
posisi tersebut berada di bawah wewenang Kepala Bagian Tata Usaha. Bahkan tidak memiliki perencana pembangunan
peternakan sekalipun karena posisi penting ini menyatu dengan Sub Dinas
lainnya, di bawa Kepala Bagian tata Usaha.
Petugas
struktural yang turut dikebiri adalah para Kepala Cabang Dinas Peternakan. Tidak sedikit yang menempuh pensiun dini,
tidak kuat menjadi staf Kepala Cabang Dinas Pertanian yang dulu menjadi rival
pertarungan memperebutkan lahan pangonan misalnya atau rezeki di lapangan lainnya. Hanya satu dua orang diantara mereka yang
tetap duduk di posisi eselenoring, berubah kedudukan menjadi Kepala Cabang
Dinas Pertanian.
Sementara itu,
pejabat fungsional, para Petugas Penyuluh Peternakan ditarik oleh institusi
lain, Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian.
Tugas mereka buka lagi sebagai Penyuluh Peternakan tetapi menjadi
penguasa ilmu pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan. Sebuah beban yang sangat berat yang lebih
banyak ditindaklanjuti oleh mereka dengan sikap ‘asal bisa mengumpulkan angka
kredit.’ Karena memang secara kenyataan,
tidak mungkin mereka mnguasai keilmuan keempat bidang yang tidak pernah sama
tersebut.
Petugas Rumah
Potong Hewan dan Pasar Hewan tidak lagi berinduk pada peternakan. Mereka menjadi bagian organisasi baru bernama
Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Potong Hewan dan Pasar Hewan.
Keadaan
diperparah dengan ditariknya aset-aset yang dimiliki ke tangan institusi
lai. Kendaraan roda empat diberikan
kepada Bagian Pemerintahan, sementara gedung Dinas Peternakan yang berdiri
megah ditempati Kantor Kebudayaan dan Pariwisata. Sub Dinas Peternakan sendiri menempati gudang
bekas tempat penyimpanan arsip yang akan dibongkar untuk dijadikan gedung
Madrasah.
Carut marut
kehidupan institusi peternakan tidak berhenti sampai disitu saja, yang paling
berat adalah tidak adanya regenerasi.
Petugas peternakan senior berangsur-angsur habis karena memasuki masa
pensiun, sementara formasi baru pegawai untuk bidang peternakan jarang
sekali. Sekalipun ada, sangatlah
terbatas.
Mulai tahun
2008, momenklatur kedinasan berubah lagi.
Perkebunan dan Kehutanan dipaksakan menjadi Dinas Kehutanan dan
Perkebunan. Dikatakan dipaksakan karena
memang di Indramayu tidak ada satu pun perkebunan, sementara kehutanan sudah
ditanganni Perum Perhutani.
Sub Dinas
Peternakan berganti nama menjadi Bidang Peternakan, namun tidak mengubah
sedikitpun kedudukannya. Bahkan salah
satu seksi di bawahnya harus dilebur dengan seksi lainnya.
Dengan kondisi
di atas maka dapat disimpulkan bahwa berbagai kekuatan, kelemahan, tantangan
dan ancaman yang dihadapi Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut :
Kekuatan :
1.
Adanya Perda tentang Struktur Organisasi dan Tupoksinya
2.
Masih terdapat SDM berlatar belakang Peternakan
3.
Terdapat Sarjana Peternakan dan Dokter Hewan yang masih
baru
Kelemahan :
1.
Tidak terdapat bagian khusus perencanaan bidang
peternakan
2.
Tidak adanya ruang kerja yang layak
3.
Tidak ada regenerasi personil peternakan
4.
Tidak ada peluang mengangkat pegawai tidak tetap dan
honorer
5.
Tidak ada data dasar bidang peternakan
6.
Tugas Pokok dan Fungsi tidak berjalan
7.
Anggaran untuk bidang peternakan sangat terbatas
Peluang :
1.
Banyak generasi muda Indramayu menuntut ilmu di
Fakultas Peternakan dan Fakultas Kedokteran Hewan
2.
Penerimaan pegawai baru Pemerintah Kabupaten Indramayu
ada setiap tahun anggaran
3.
Terbuka peluang kerjasama dengan perguruan tinggi
negeri unuk perencanaan pembangunan peternakan
Ancaman :
1.
Generasi bidang peternakan sudah banyak yang pensiun
2.
Etos kerja eks petugas peternakan di lapangan sudah
sangat memprihatinkan
3.
Banyak ternak bantuan pemerintah menjadi milik pribadi
petugas dan pejabat peternakan
4.
Banyak kasus bidang peternakan masuk ranah kepolisian
dan kejaksaan
Sebagai
konsekuensi dari berbagai kondisi yang digambarkan di atas maka diperlukan
langkah tegas dalam pengawasan dan pembinaannya. Diperlukan langkah penting seperti :
1.
Keberanian pemimpin dalam melakukan penilaian secara
obyektif
2.
Keteguhan komitmen bawahan terhadap wewenang dan
tanggungjawabnya
3.
Budaya kerja yang kondusif.
Ketiga langkah
tersebit dapat diejawantahkan dalam bentuk :
1.
Tekad dan keberanian Kepala Bidang Peternakan untuk
melakukan perubahan secara bertahap, merencanakan tindak lanjut dengan
melibatkan semua unsur yang ada dan pernah ada (termasuk pensiunan).
2.
Memahami kedudukan dalam organisasi dan Tupoksi, dan
mensosialisasikannya kepada semua personil peternakan.
3.
Menjalankan Tupoksi sesuai dengan aturan, jika terjadi
penyimpangan yang dilakukan oleh pimpinan maka ditindaklanjuti dengan Telaahan
Staf ataupun Nota Dinas untuk meluruskannya.
4.
Mengoptimalkan ruang kerja yang tersedia sehingga
menjadi tempat yang nyaman dan dapat menumbuhkan semangat kerja.
5.
Kerjasama dengan perguruan tinggi negeri menyusun
rencana pembangunan peternakan Kabupaten Indramayu. Tentu saja hal ini diawali dengan penataan
yang akurat, riil dan dapat dipertanggungjawabkan.
6.
Peningkatan kemauan dan kemampuan Sarjana Peternakan
dan Dokter Hewan dalam menjalankan tugasnya.
7.
Membuka peluang dan memfasilitasi Sarjana Peternakan
dan Dokter Hewan asal Indramayu untuk menjadi Sarjana Pendamping kelompok
ternak yang diberdayakan dengan dana dari Departemen Pertanian.
8.
Mengusulkan ke Bupati tentang keperluan personil
peternakan dengan berbagai kualifikasinya disertai Telaahan Staf yang
menguatkan.
9.
Melakukan tindakan pro-aktif dan tegas dalam membenahi
dan menyelesaikan permasalahan kepemilikan ternak negara oleh petugas dan
pejabat bidang peternakan secara internal.
10.
Membantu pihak kepolisian dan kejaksaan mendapatkan
informasi program bidang peternakan dengan benar sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman.
11.
Mensosialisasikan perencanaan yang dibuat sehingga
dapat dipahami dan menjadi milik bersama personil peternakan.
12.
Membina kerjasama yang baik dengan pengusaha bidang
peternakan dan hasil ikutannya.
13.
Mengusulkan beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan
dengan biaya dari Departemen Pertanian atau instansi lainnya.
14.
Pemberdayaan kelompok ternak sehingga mampu membuat
usulan untuk mendapatkan dana pembinaan dari pusat dan dunia usaha.
15.
Melaksanakan perencanaan yang dibuat bersama perguruan
tinggi negeri dan melakukan pengawasan internal secara ketat.
Menghidupkan
kembali sebuah organisasi yang sudah sedemikian terpuruk dan terus menerus
digerogoti bukanlah hal yang mudah.
Diperlukan kerja keras dan tindakan kreatif dengan tetap mematuhi
koridor yang berlaku. Tentu akan sangat
sulit dan banyak tantangan serta resiko yang harus diambil.
8.
Jelaskan tentang :
a.
Penempatan dan sosialisasi serta orietasi kerja Sumber
Daya Manusia
b.
Kompensasi
c.
Integrasi
d.
Pengembangan karir SDM
e.
Reward dan Funishment
Di
tempat kerja !
BEBERAPA ISTILAH DALAM SUMBER DAYA MANUSIA DAN APLIKASINYA
- Penempatan merupakan suatu tindaklanjut dari proses seleksi penerimaan pegawai yang dilakukan sebelumnya. Agar mereka dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya maka penempatan sudah semestinya mengacu kepada prinsip the right man on the right place. Bagi perusahaan yang berorientasi profit hal ini merupakan suatu kewajiban dan dapat dengan mudah dilaksanakan. Sementara bagi Dinas Pertanian dan Peternakan hal ini menjadi kendala tersendiri, banyak karyawan yang sengaja ditempatkan di institusi ini karena merupakan anak dan saudara dari pejabat tertentu. Padahal baik skill maupun pendidikannya jauh asap dari panggang.
Sosialisasi
dan orientasi kerja merupakan proses pengenalan seorang karyawan baru terhadap
suasana di tempanya bertugas. Bagi
beberapa orang hal ini menjadi sangat berat terutama apabila kehadirannya
dipandang sebagai ancaman bagi karyawan yang sudah ada.
Oleh karena
itu, kunci sukses dari masa orientasi adalah sebanyak mungkin belajar. Banyak yang tidak cocok dengan prinsip
pribadi tetapi merupakan pelajaran berharga yang akan berguna sebagai
pembanding.
- Kompensasi adalah bentuk penghargaan perusahaan terhadap kinerja karyawannya. Bagi PNS, gaji sudah merupakan kompensasi yang tetap dan pada waktu tertentu terus meningkat. Hanya karena melakukan pelanggaran tertentu gaji dapat berkurang sebagai akibat dari penurunan pangkat misalnya. Para pejabat juga menerima kompensasi tunjangan jabatan sesuai eselonoringnya. Setiap pegawai dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Indramayu pun mendapatkan kompensasi bernama Tunjangan Daerah.
- Integrasi merupakan upaya penyatuan antara kepentingan perusahaan dan kewajiban dan hak karyawan. Beberapa langkah yang semestinya dilakukan agar tercapai integrasi yang baik adalah adanya komunikasi, motivasi, kepemimpinan, kesepakatan kerja bersama dan perundingan dalam penyelesaian masalah tertentu.
Kesemua
langkah tersebut sangat diperlukan jika Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Indramayu ingin dipandang sebagai organisasi yang bisa mengemban Visi
Kabupaten Indramayu. Berbagai perbaikan
perlu dilakukan seperti mengurangi miskomunikasi, pemberian stimulan dan
semangat bagi karyawan untuk terus belajar dan bekerja sebaik-baiknya,
keteadanan dari pemimpin dan berupaya menyelesaikan masalah dari hati ke hati
tanpa menyudutkan pihak tertentu.
- Pengembangan karir SDM adalah upaya yang dilakukan oleh organisasi untuk menghargai karyawannya sesuai dengan prestasi dan potensi diri yang dimilikinya. Pengembangan karir bukan hanya berpikir tentang masa lalu dan saat ini tetapi juga masa yang akan datang, masa depan karyawan.
Untuk pegawai
negeri maka peran dari BAPERJAKAT adalah sangat penting dalam pengembangan
karir. Namun kasus di Kabupaten
Indramayu, BAPERJAKAT sudah hampir 10 tahun mandul dan tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Hal ini terbukti
bahwa pada setiap mutasi banyak terjadi pegawai yang pangkat dan golongannya
belum cukup bisa menduduki jabatan tertentu sekalipun prestasinya tidak
menonjol. Di sisi lain, banyak tenaga
potensial hanya dipandang seblah mata atau bahkan dianggap sebagai ancaman
sehingga sekalipun pankag dan golongannya mencukupi tidak ditempatkan di posisi
yang layak.
- Reward adalah pengahrgaan yangdiberikan perusahaan kepada karyawan atas jasa-jasanya dalam memajukan organisasi. Hal ini merupakan daya ungkit bagi seseorang untuk lebih berprestasi lagi. Sementara Funishment adalah sanksi yang diberikan organisasi kepada karyawan akibat wanprestasi.
Dalam
kehidupan kepegawaian di jajaran birokrasi maka funishment selalu lebih
dikedepankan. Bahkan sering dicari-cari
alasan agar seseorang menjadi wanprestasi dan layak mendapatkan hukuman. Sementara itu, reward sering dilupakan. Tetapi bagi orang tertentu, terutama yang
dekat dengan penguasa, hal ini bisa dilperoleh untuk dijadikan bentuk alasan
(legal-formal) dalam mempromosikan kepada jabatan tertentu misalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mangkunegara, A. P. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Refika Aditama. Bandung.
Schuler, R. S. dan Jackson, S. E.
1997. Human Resource Management : Positioning for the 21st Century/6th ed.)
(Manajemen Sumber Daya Manusia : Menghadapi Abad ke-21, Jilid I) (terjemahan
Dwi Kartini). Erlangga. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar