Minggu, 24 Agustus 2014

Change or Die (3) Balada Siroop tjap Buah Tjampolay







C H A N G E   O R   D I E  !
(Analisa Kualitatif Pabrik Siroop tjap Buah Tjampolay)



Tugas 2
Mata Kuliah Manajemen Operasional
Dosen : Dr. MOCH. NOER ALAM, M. Si


Oleh :
D  I  N  O  T  O
NIM : 12008019


PROGRAM PASCA SARJANA
KONSENTRASI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
SEKOLAH TINGGI EKONOMI “CIREBON”
CIREBON
2008






























   “Kehilangan milik tak begitu penting,
   kehilangan kehormatan adalah celaka,         
   tapi yang lebih celaka lagi ialah kehilangan keberanian.” 
   (Goethe)


KATA PENGANTAR

            Tak terhingga puji dan syukur kehadirat Allah subhana wa ta’ala penulis panjatkan, karena hanya berkat rahmat dan karunia-Nya sajalah penulis akhirnya dapat menyelesaikan tulisan ini tepat pada waktunya.
            “Change or Die !”  Judul yang kami pilih untuk memenuhi salah satu tugas akhir semester Mata Kuliah Manajemen Operasi dibawah bimbingan Bapak Dr. Moch. Noer Alam, M. Si.  Oleh karena itu penulis pun tidak lupa menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada beliau.
            Atas segala kehangatan suasana ruang kuliah kita, penulis sampaikan ucapan terimaksih kepada rekan-rekan Angkatan Pertama dan para pengelola Program Pasca Sarjana STIE Cirebon.
            Peluk cium tentu hanya untuk isteri tercinta dan anak-anak yang selalu mengerti akan adanya kesibukan baru yang banyak menyita waktu, tenaga, pikiran dan tentu saja biaya.

                                                                                    Indramayu, 16 Mei 2008


                                                                                    Penulis



DAFTAR ISI





Halaman
KATA PENGANTAR
......................................................................





DAFTAR ISI
......................................................................................





DAFTAR TABEL
...............................................................................





DAFTAR LAMPIRAN
....................................................................





BAB I
PENDAHULUAN
........................................................


1.1.
Latar Belakang
........................................................


1.2.
Masalah
....................................................................


1.3.
Tujuan Penulisan
.....................................................






BAB II
MATERI DAN METODE
...........................................


2.1.
Materi
....................................................................


2.1.1.
Sekilas Pabrik Sirup Tjampolay
.............................


2.1.2.
Hidup Segan Mati Tak Mau
...................................


2.2.
Metode
....................................................................


2.2.1.
Teori Patok Duga (Benchmarking)
...........................


2.2.2.
Teori Perbaikan Berkesinambungan (Kaizen)
........


2.2.3.
Teori Pemanufakturan Just-In-Time (JIT)
..............





BAB III
PEMBAHASAN



3.1.
Analisis Berdasarkan Teori Patok Duga (Benchmarking)  ...........................................................


3.2.
Analisis Berdasarkan Teori Perbaikan Berkesinambungan  ......................................................


3.3.
Analisis Berdasarkan Teori Pemanufakturan Just-In-Time (JIT)  ....................................................................





BAB IV
PENUTUP
.........................................................................


4.1.
Kesimpulan
...............................................................


4.2.
Saran
......................................................................





DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................





LAMPIRAN
...........................................................................................




























BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
            Siroop tjap Buah Tjampolay !  Generasi yang lahir di setelah Orde Baru tentu akan sulit membacanya dengan mudah.  Tapi itulah merek dagang salah satu produk minuman pemanis yang sudah lama berdiri di Kota Cirebon.  Namanya sempat mengharumkan Kota Udang sebelum akhirnya perlahan-lahan terkikis oleh serbuan produk baru yang menawarkan lebih banyak pilihan.
            Sirup yang mulai diproduksi jauh-jauh hari sebelum Indonesia merdeka ini sekarang hanya bisa menjadi tuan rumah yang dilupakan.  Akibat banyaknya serbuan produk sejenis, siroop tjap Buah Tjampolay sudah tidak lagi mampu jadi tuan rumah di kota sendiri sekalipun. 

1.2.    Masalah
            Sudah dapat diduga, permasalahan utama keterlambatan atau lebih tepatnya keterpurukan usaha pembuatan sirup ini menghadapi persaingan yang makin mengglobal adalah ketidakmampuan pengusaha mengimbangi kemajuan zaman.  Oleh karena itu, sementara produsen yang baru muncul sudah memanfaatkan teknologi yang lebih seimbang dengan zaman dan berubah menjadi industri yang mengglobal maka Siroop tjap Buah Tjampolay masih tetap diproduksi oleh kelas industri rumahtangga.
            “Tiada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri !”  Demikian halnya nasib Siroop tjap Buah Tjampolay juga akan berubah.  Perlahan tapi pasti Siroop tjap Buah Tjampolay akan punah dari pasaran kecuali mau berubah menuruti perkembangan zaman yang selalu aktif berubah. 
            Dengan kata lain, tidak ada pilihan bagi produsen Siroop tjap Buah Tjampolay, berubah atau mati.  Change or die ! 

1.3.    Tujuan Penulisan
            Tulisan ini dimaksudkan untuk mengupas sedikit permasalahan yang ada produsen Siroop tjap Buah Tjampolay dan mencoba memberikan alternatif pemecahan masalahnya melalui pendekatan 3 (tiga) teori, yaitu :
  1. Benchmarking (Patok Duga)
  2. Kaizen (Perubahan Berkesinambungan)
  3. Pemanufakturan Just-In-Time (JIT)

BAB II
MATERI DAN METODE

2.1.  Materi
            Untuk mengkaji lebih lanjut maka dipaparkan sedikit tentang profil produsen Siroop tjap Buah Tjampolay.  Sekilas perkembangannya saat ini dalam menghadapi serbuan produk baru yang makin menenggelamkan nama besar produk yang sempat berjaya di awal berdirinya Bangsa Indonesia ini.

2.1.1.      Sekilas Pabrik Sirup Tjampolay
            Pabrik Siroop tjap Buah Tjampolay (dibaca sirup cap campolay) merupakan salah satu industri rumah tangga yang sudah berumur tua.  Didirikan sembilan tahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya tanggal 11 Juli 1936 oleh seorang keturunan Tionghoa di Kota Cirebon.
            Sebagaimana umumnya bisnis yang dimiliki para WNI keturunan, maka usaha inipun diwariskan secara turun temurun.  Hal pokok yang diwariskan adalah formula rahasia yang hanya boleh diketahui oleh “pemilik”.
            Dengan tingkat penjagaan kerahasiaan yang sangat ketat maka tidak mengherankan apabila rasa Siroop tjap Buah Tjampolay tidak berubah dari waktu ke waktu dan yang paling utama adalah belum ada produk sejenis yang mempunyai rasa yang sama dengan sirup yang satu ini.
            Namun demikian, sifat ketertutupan ini pulalah yang menyebabkan daya kreatifitas tidak mudah berkembang.  Hampir tidak ada inovesi baru yang diterapkan dari mulai berdiri sampai sekarang.  Siroop tjap Buah Tjampolay tetap jalan di tempat dalam keabadian.
            Beberapa hal penting yang masih tetap dipertahankan keberadaannya oleh produsen Siroop tjap Buah Tjampolay antara lain adalah :  
1.                  Varisasi rasa
            Sudah menjadi rahasia umum bahwa sirup cap buah Tjampolay adalah identik dengan rasa manis legit yang menggetarkan lidah berkolaborasi dengan keharuman pisang.  Itulah produk unggulan hasil industri rumah tangga tersebut, yang dijual dengan label “rasa pisang susu”.
            Selain rasa pisang susu yang menjadi favorit, adala beberapa variasi rasa yang lain yaitu : “rasa gedong gincu”, “rasa jeruk nipis”, “rasa melon” dan “rasa cokelat”.
            Sekalipun sudah beraneka ragam rasa yang dihasilkan namun hal ini tidak lagi seimbang dengan munculnya berbagai variasi rasa dari berbagai jenis merek minuman sejenis yang saat ini membanjiri pasaran. 
            Ironisnya, pabrik minuman tersebut banyak yang masih baru berdiri.  Namun karena ada berbagai varisi rasa maka segera diserbu konsumen yang umumnya menyukai hal-hal yang baru.


2.                  Kemasan
            Sebuah botol bulat jangkung, dengan panjang leher dan badan hampir seimbang, berkapasitas 700 ml.  Tanpa ada label yang menempel pun sudah dapat ditebak kalau botol itu adalah eks Siroop tjap Buah Tjampolay.
            Hal ini menunjukkan bahwa sirup yang satu ini sudah sangat melekat di hati masyarakat.  Namun jangan segera ambil kesimpulan, karena orang yang dapat menebak botol itu belum tentu pernah menikmati manisnya Siroop tjap Buah Tjampolay .
            Jadi keterkenalan ini tidak lain akibat adanya keterikatan antara botol yang digunakan dengan produk di dalamnya, sama sekali bukan ikatan antara sirup dengan konsumen.  Tidak heran, karena sejak awal berdiri tujuh dekade yang lalu jenis botol ini sudah dipakai.
            Bila dibandingkan dengan produsen minuman yang saat ini menyerbu pasaran, maka kemasan dalam botol yang tidak pernah berubah ini seperti barang antik.  Tidak ada kreatvitas untuk mengubah kemasan, memperkecil volume misalnya mengingat daya beli masyarakat yang bervariasi atau mengubah cairan menjadi kristal yang dapat dikemas dalam sachet yang dapat dengan mudah diakses oleh anak-anak kecil.

3.                  Labeling
            “Jangan melihat buku dari sampulnya!”  Itulah kata pepetah.  Mungkin itulah yang menyebabkan sirup cap Tjampolay tidak bergiming memperindah label yang menempel di botol kemasan yang sudah sangat kuno itu.
            Didominasi oleh warna merah, persis seperti hasil fotocopy-an atau paling banter dicetak dengan mesin cetak zaman kolonial.  Beberapa kata sengaja atau tidak dicetak menggunakan ejaan lama, mungkin untuk memberi kesan ke-kuno-an produk yang ada di dalamnya.
            Informasi produk seperti tanggal kadaluawarsa juga ditampilkan.  Juga keterangan bahwa produk telah diuji di laboratorium yang dibuktikan dengan nomor pendaftaran sekalipun tidak dilengkapi dengan kandungan zat makanan hasil uji laboratorium itu.
            Tapi satu hal yang sangat salah adalah informasi bahan yang digunakan.  Pada label tertera “Komposisi Sirop cap buah Tjampolay, Pewarna : Food colour, dijamin tidak memakai bahan campuran/bahan kimia, 100% asli gula.”
            Informasi di atas sulit dimengerti kebenarannya, kalau 100 prosen asli gula maka bahan lain yang digunakan adalah sangat kecil prosentasenya, termasuk food colour yang digunakan.  Bagaimana dengan variasi rasa yang digunakan? 
            Adalah tidak mungkin membuat rasa gedong gincu misalnya dengan bahan alami (buah mangga gedong gincu) dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi memberikan aroma khas yang sangat menyengat.  Demikian juga rasa pisang susu, melon, jeruk nipis dan lainnya. 
            Pasti yang digunakan adalah aroma rasa bahan kimiawi yang dipungkiri oleh isi label bahwa “dijamin tidak menggunakan bahan campuran/bahan kimia.”
            Apalagi pengalaman beberapa konsumen menunjukkan bahwa kalau penderita penyakit paru-paru meminum Siroop tjap Buah Tjampolay (apapun rasanya, termasuk rasa jeruk nipis) maka batuknya akan menjadi-jadi.  Suatu bukti nyata bahwa yang digunakan bukanlah bahan alami, termasuk rasa jeruk nipis yang seharusnya (kalau memang asli jeruk nipis) merupakan obat batuk tradisional.

4.                  Pabrikasi
            Sebuah konsekuensi logis dari industri rumahan tradisional adalah bahwa pengelolaan maupun produksi pada umumnya masih mengikuti warisan leluhur.  Demikian halnya dengan pabrik Siroop tjap Buah Tjampolay.
            Di tengah munculnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat maka hasil kegiatan tradisional yang beredar di pasaran ini menjadi bahan pertanyaan tersendiri.  Sudahkah aspek higienis diperhatikan dalam proses produksi?
            Dengan kondisi lingkungan kota yang makin tercemar seperti sekarang ini maka proses yang dilaksanakan dalam industri rumahtangga untuk menghasilkan makanan atau minuman jenis apapun menjadi diragukan kehigienannnya.

            Upaya mempertahankan keempat faktor di atas secara turun temurun tidak terlepas dari manajemen tradisional yang diterapkan. 
 
2.1.2.      Hidup Segan Mati Tak Mau
            Nilai-nilai tradisional tidak selalu berarti buruk.  Namun untuk sebuah perusahaan keluarga dengan produk yang harus bersaing dengan berbagai produk hasil dari pabrik yang dikelola dengan manajemen modern, maka penyesuaian dengan tuntutan zaman menjadi suatu keharusan.
            Ketidaktanggapan manajemen keluarga menghadapi tantangan zaman terlihat dari produksi yang tidak pernah bergeser dari tahun ke tahun.  Paling banter stagnan, kalau tidak dibilang mengalami kemunduran dalam hal kuantitas.
            Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, permintaan banyak pada saat bulan puasa dan juga sedikit tambahan menjelang natal dan tahun baru.  Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Siroop tjap Buah Tjampolay dari tahun ke tahun tidak menenunjukkan perubahan yang berarti.  Hanya generasi tertentu yang memang sudah fanatik dengan produk lama yang sudah dikenalnya tersebut.
            Kaum muslimin adalah konsumen tetap.  Terutama selama satu bulan puasa yang disunahkan meminum manis-manis pada saat berbuka puasa ataupun menjadi minuman kebanggaan saat menjamu tamu di hari lebaran.  Selain itu kaum Nasrani pun sangat bangga memjadikan Siroop tjap Buah Tjampolay sebagai isi parcel. 
            Fanatisme adalah suatu faktor yang sangat menjadi alasan konsumen tetap membeli Siroop tjap Buah Tjampolay.  Sebab dari segi pilihan rasa maka produk lain lebih memberikan alternatif.  Kemasan dan label pun sudah sangat usang dan terkesan “memalukan” untuk sebuah hadiah. 
            Sementara itu, saat ini barbagai produk sirup membanjiri pasaran.  Ironisnya, mereka bukan hanya produk dari industri besar tetapi juga keluaran industri rumahtangga.
            Adalah suatu ketidakbenaran apabila membandingkan belimbing dengan durian !  Demikian juga dalam mempersandingkan Siroop tjap Buah Tjampolay dengan Sirup ABC tentu sangat tidak seimbang.  Namun demikian, tidak ada salah nya apabila produsen Sirup ABC menjadi pemacu semangat bagi produsen Siroop tjap Buah Tjampolay untuk berbenah diri. 
            Oleh karena, supaya seimbang itu mari kita tengok produk lokal yang baru seumur jagung tetapi sudah sangat mengglobal sebagai wacana perbandingan. 
            Di pasar tradisional sekalipun, saat ini sudah banyak sekali produk sirup hasil rumahtangga dengan berbagai merek, variasi rasa dan juga harga yang makin bisa menjangkau seluruh kalangan.  Namun tidak semua produsen bisa jadi bahan pertimbangan untuk dijadikan bahan belajar. 
            Salah satu industri rumahan yang kemungkinan sangat relevan untuk dijadikan patu pijakan semangat maju bagi produsen Siroop tjap Buah Tjampolay adalah industri rumahtangga yang saat ini menghasilkan Sirup Markisa.
            Bisa dibayangkan, di sebuah tempat yang sangat jauh dari pusat ibukota, sebuah rumahtangga mengolah buah khas daerahnya menjadi produk jadi yang bisa dimikmati seluruh penduduk negeri.  Brastagi, sebuah kota kecil yang terletak hampir di ujung Pulau Sumatera merupakan basis buah markisa yang akhirnya secara sederhana diolah menjadi minuman yang menyegarkan.  Dalam waktu singkat, produk lokal itu sudah mengglobal.
            Tentu bukan perkara mudah menjadikan produk lokal ini bisa dinikmati publik secara meluas.  Diperlukan sumberdaya manusia yang bervisi ke depan, bukan lagi orientasi keuntungan finansial bagi segelintir orang pemilik.  Teknologi fabrikasi sampai informasi yang digunakan pun menyesuaikan dengan tuntutan zaman.
            Jadi kalau Siroop tjap Buah Tjampolay memang masih ingin bertahan hidup di era persaingan usaha yang sangat ketat ini maka berbagai perubahan harus dilakukan.  Bukan hanya perangkat kerasnya tetapi juga perangkat lunak yang menjalankannya. 
            Kunci utama dari semua perubahan tersebut adalah tekad pemilik untuk menjadikan Siroop tjap Buah Tjampolay bukan lagi hasil racikan persahaan rumahan tetapi menjadi bagian dari hasil fabrikasi modern yang mampu menghasilkan produk sesuai dengan tuntutan konsumen.
            Tanpa adanya kemauan kuat untuk berubah maka Siroop tjap Buah Tjampolay hanya akan diproduksi tanpa tujuan yang jelas.  Sekedar menjalankan usaha keluarga yang sudah turun-temurun.
            Akhirnya, pada suatu saat akan menjadi produk yang segera dilupakan konsumen seiring berkurangnya generasi yang mempunyai fanatisme mengkonsumsi Siroop tjap Buah Tjampolay.
           
2.2.          Metode
            Dari dua ulasan di atas dilakukan analisa teoritis berdasarkan kepada 3 (tiga) pendekatan, yaitu :
2.2.1.      Teori Patok Duga (Benchmarking)
            Patok Duga adalah proses pengukuran yang kontinyu menyangkut produk, jasa dan praktek-praktek terhadap kompetitor terbaik.
2.2.2.      Teori Perbaikan Berkesinambungan (Kaizen)
            Kaizen merupakan salah satu unsur paling fundamental dari Total Quality Management (TQM).  Intinya adalah melaksanakan perbaikan yang berkesinambungan untuk mengubah dan membuat sesuatu menjadi lebih baik.
2.2.3.      Teori Pemanufakturan Just-In-Time (JIT)
            Berdasarkan teori ini maka sebuah perusahaan pada prinsipnya hanya akan melaksanakan proses produksi apabila ada permintaan (pull system).

BAB III
P E M B A H A S A N

            Saat ini sudah hampir tiga-perempat abad Siroop tjap Buah Tjampolay menjadi bagian dari konsumsi masyarakat, khususnya di Cirebon dan sekitarnya.  Perkembangan yang stagnan atau kalau tidak semakin menurun ini sungguh ironis dengan umur yang sudah sangat uzur. 
            Hal ini tidak terlepas dari peran para kompetitor yang sangat cerdas  dalam menyiasati pasar, sehingga produk yang ditebar di pasaran dengan cepat menjadi akrab di hati konsumen.  Hal ini berbanding terbalik dengan produsen Siroop tjap Buah Tjampolay yang masih mempertahankan tradisi turun temurun.  Bukan hanya dalam proses produksi tetapi juga dalam hal memburu konsumen.
            Proses produksi masih saja sekelas industri rumahan yang makin dipertanyakan soal ke-higienannya.  Kemasan dan label sudah sangat usang, tanpa pernah tersentuh kreativitas seperti tuntutan konsumen umumnya.  Pemasaran tetap mengandalkan pelanggan fanatik yang dari tahun ke tahun makin berkurang.
            Berikut penulis mencoba mengkaji secara teoritis permasalahan yang terjadi dan upaya pemecahannya berdasarkan 3 (tiga) landasan :

                            Analisis Berdasarkan Teori Patok Duga (Benchmarking)
            Tidak dapat dipungkiri bahwa penyebab utama Siroop tjap Buah Tjampolay tetap jalan di tempat adalah manajemen yang diterapkan masih tradisional.  Manajemen yang secara turun temurun ditularkan ke generasi penerusnya.  Tentu saja dalam kalangan terbatas, komunitas kecil bernama keluarga.  Lebih kecil lagi keluarga kecil yang layak mewarisi formula rahasia!
            Kerahasiaan menjaga formula merupakan salah satu ciri khas bisnis para Taipan keturunan.  Kerahasiaan itulah yang menjadi kunci rahasia mereka mampu hidup lebih ditengah masyarakat pribumi yang secara logika harus lebih kaya daripada para pendatang.
            Oleh sebab itu, tidak mengherankan kalau kerahasiaan yang menjadi kunci sukses ini menjadi prinsip menjalankan usaha yang diturunken dari generasi ke generasi selanjutnya.  Menjaga rahasia adalah suatu kewajiban tetapi bukan berarti harus tertutup terhadap kemajuan.
            Belajar dari kemajuan kompetitor bukanlah hal yang buruk dan selalu dengan spionase.  Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi maka menggali kemajuan yang dicapai perusahaan lain tidaklah sulit.  Banyak perusahaan sukses membeberkan kunci keberhasilannya melalui berbagai media.  Bagi mereka boleh jadi bahan promosi tetapi bagi peminat belajar merupakan bahan ajar yang tak ternilai.
            Tidak semua perusahaan yang berhasil dapat menjadi contoh yang patut ditiru.  Ibarat pepatah, “Jangan bandingkan jeruk dengan durian !”  Oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dan mencari bahan ajar.  Apalagi bila ada kecenderungan meniru identik dengan menjiplak.
            Untuk kasus Siroop tjap Buah Tjampolay, ada beberapa kisah sukses yang bisa dijadikan bahan belajar.  “Jeniper” yang merupakan hasil olahan industri rumahan di Kuningan merupakan salah satu alternatif.  Pengolah minuman berbahan dasar jeruk nipis yang baru seumur jagung ini sudah mampu menyebarkan hasil produknya cukup luas.  Di Kota Sukabumi saja “Jeniper” dijadikan salah satu kebanggaan oleh-oleh mendampingi kue moci.
            Produk sejenis lainnya adalah sirup markisa.  Produk sejenis juga ada yang dihasilkan di Kota Cirebon, yaitu Sirup cap Buah Cempedak.  Bukan tidak mungkin kalau perusahaan rumahtangga yang disebut terakhir adalah manifestasi dari perpecahan di tubuh Siroop tjap Buah Tjampolay mengingat kemasan, label dan berbagai ciri lainnya sangat mirip.  Karena kebetulan nasibnya tidak jauh berbeda dengan Siroop tjap Buah Tjampolay, maka bukanlah tempat yang tepat untuk menjadi bahan pelajaran.
            Oleh karena itu, tidak ada salahnya belajar dari Brastagi – Sumatera Utara.  Industri rumahan yang mengolah markisa ini pantas mendapat acungan jempol.  Di usianya yang masih relatif muda, sirup markisa cap Pohon Pinang bukan lagi hanya menjadi oleh-oleh turis domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Tanah Batak, tetapi sudah bisa dinikmati orang Jakarta atau bahkan Cirebon tanpa harus menginjakkan kaki di Pulau Andalas sekalipun.
            Beberapa hal yang patut untuk dipelajari dari perusahaan yang masih belia itu adalah :

1.                  Fabrikasi
            Dengan penyebaran yang sudah sangat luas maka diperlukan produk yang jumlah dan kualitasnya terjamin.  Oleh karena itu sudah pasti diperlukan pabrik yang modern. 
            Beberapa pelajaran yang dapat dipetik dalam hal fabrikasi untuk perbaikan produksi Siroop tjap Buah Tjampolay adalah :
a.                   Kapasitas produksi disesuaikan dengan rencana perkembangan kemajuan.
b.                  Kualitas hasil dan kehigienan proses produksi.
c.                   Bagaimana penggantian tenaga dari pengolahan tradisional ke tenaga berkeahlian khusus ini tidak menimbulkan gejolak.
d.                  Prakiraan pembiayaan penggantian teknologi.
e.                   Hal-hal lain yang berkaitan dengan fabrikasi.

2.                  Kemasan dan Labeling
            “Jangan membaca buku dari sampulnya!”   Kata sebuah pepatah.  Namun penampilan merupakan faktor penting yang menjadi daya tarik konsumen akan suatu produk sebelum mengetahui isinya. 
            Penampilan yang diwakili oleh label dan juga kemasan merupakan dua hal yang akan bisa membicarakan kepada konsumen tanpa mereka harus mencoba isinya satu per-satu.
            Label yang memberikan informasi lengkap bukan berarti harus penuh kata-kata dan peringatan tetapi dikemas menarik dalam bentuk yang mudah dilihat dan dipahami.  Gambar pisang segar berwarna coklat, di mata konsumen akan lebih bermakna beraroma rasa pisang susu dari pada tulisan “RASA PISANG SUSU” yang kemungkinan diartikan sebagai perpaduan antara rasa pisang dengan aroma susu.
            Kemasan yang selama ini 700 mililiter pun tidak harus dipertahankan.  Juga bahan yang dipergunakan akan lebih efisien dengan plastik.  Tidak dapat dipungkiri kalaupun usianya lebih dari setengah abad namun masih sangat sedikit yang pernah merasakan legitnya Siroop tjap Buah Tjampolay.  Dengan harga Rp. 9.500/botol, maka sangatlah sayang kalu untuk sebuah percobaan uji rasa.
            Kemasan 250 ml dan 500 ml dalam botol plastik dapat menjadi pilihan.  Bahkan dengan sedikit berkreasi, adalah suatu alternatif yang sangat mungkin apabila Siroop tjap Buah Tjampolay dikemas dalam botol yang siap minum.  Hal ini tentu sangat memudahkan konsumen dalam menyimpan dan mengkonsumsi, tidak perlu repot-repot menyeduh dan menyediakan batu es, cukup disimpan di lemari pendinging dan langsung glek!
            Pelajaran yang sangat penting yang bisa diambil adalah, kalau yang produknya hanya satu rasa saja cukup banyak variasi produknya, apalagi Siroop tjap Buah Tjampolay yang beraneka formula rasa rahasianya!
            Pengemasan dan pemberian label adalah dua hal penting yang dapat diperoleh dalam mempersandingkan diri dengan industri sirup markisa.  Keduanya dapat menjadi bahan yang sangat berharga bagi Siroop tjap Buah Tjampolay untuk menuju pasar global.

3.                  Manajemen
            Manajemen merupakan faktor penting yang sepantasnya diadopsi secara total.  Rahasia sukses mental pengusaha rumahan harus dimodifikasi sehingga menghasilkan visi usaha modern. 
            Sifat memegang kukuh rahasia turun-temurun harus diiringi dengan kemauan tidak berhenti belajar dan keinginan berkreasi mencoba hal baru.
            Orientasi menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya bagi majikan sudah saatnya diganti dengan kehendak melayani kebutuhan pelanggan dengan menghasilkan produk dengan kualitas setinggi mungkin.
            Kemapanan yang diperoleh dari fanatisme konsumen sudah saatnya diperoleh dengan kerja keras mendekati konsumen dengan jumlah yang lebih banyak jangkauan lebih luas.
            Beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dalam bidang manajemen adalah :
a.             Manajemen perusahaan secara umum untuk mencapai kemajuan produksi.
b.            Manajemen sumberdaya manusia yang akan mengelola perusahaan.
c.             Manajemen pemasaran, mulai dari tim marketing sampai strategi yang dijalankan.
d.            Manajemen pergudangan yang mengatur distribusi produk sehingga tidak terjadi penumpukan, penerapan sistem FIFO (Fisrt-In First-Out) merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih.
e.             Manajemen produksi untuk menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas serta higienis dan kehalalan yang layak.
f.             Manajemen Riset dan Pengembangan (Research and Development) mendorong terciptanya produk yang sesuai dengan kehendak konsumen.
g.            Aspek manajerial lain yang menjadi kunci suskes industri rumahan sirup markisa menjadi perusahaan modern.
 
            Ketiga faktor yang diuraikan panjang-lebar di atas adalah suatu yang sangat mudah dibandingkan dengan satu hal yang secara turun-temurun diwarisi, ketidakmauan untuk berubah!
            Oleh karena itu, sebelum melaksanakan patok duga perlu dimatangkan kemauan yang bulat untuk berubah dan segala akibatnya apabila tidak mengikuti perubahan.  Tekad untuk harus berubah, “Change or Die !”
            Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam patok duga produsen Siroop tjap Buah Tjampolay terhadap pabrik sirup markisa antara lain
a.                   Pemilik dan manajemen yang ada harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap perubahan.
b.                  Dana tidak sedikit dibutuhkan untuk kegiatan patok duga merupakan pengorbanan yang harus disediakan pemilik usaha dan manajemen.
c.                   Sumberdaya Manusia yang terlibat dalam patok duga haruslah orang pilihan yang berkualitas.
d.                  Informasi yang akan di-patok duga-kan dipersiapkan terlebih dahulu, sehingga baik Siroop tjap Buah Tjampolay maupun produsen sirup markisa dapat mengambil manfaat secara maksimal.
e.                   Pemilik harus terlibat langsung dalam segala hal yang berkaitan dengan patok duga yang dilaksanakan.
 
                            Analisis Berdasarkan Teori Perbaikan Berkesinambungan (Kaizen)
            Banyak pengusaha keturunan Cina menerima begitu saja prinsip-prinsip dasar kesuksesannya.  Segala bentuk kreativitas yang dapat mencemari rahasia warisan menjadi haram hukumnya. 
            Disatu sisi, majikan tetap stagnan dengan formula rahasia yang diperoleh dari leluhurnya.  Disisi lain, buruh yang kreatif memanfaatkan ilmu dasar yang diperolehnya untuk berkreasi.  Beberapa pekerja kreatif mengembangkan diri, sehingga ketika saatnya tepat maka diapun membuka usaha sendiri.  Dengan sedikit kreativitas maka sekalipun formula rahasia tidak dapat dibongkar tetapi produk yang mirip atau bahkan lebih baik bisa dihasilkan.
            Untuk kasus ini bisa diambil contoh para pembuat kerupuk udang di Kawasan Industri Kerupuk Kenanga – Indramayu.  Semula beberapa diantaranya adalah para pekerja di pembuatan kerupuk udang milik keturunan Tionghoa.  Dengan mempunyai dasar pengetahuan tentang bahan dan cara pengolahan mereka berkreasi.  Tidak adanya pengetahuan tentang formula rahasia bukanlah suatu kendala tetapi menjadi pemicu untuk selalu coba dan mencoba.
            Hasilnya luar biasa, saat ini mereka adalah pemilik industri kerupuk yang beraneka rasa mulai dari udang, ikan dan bahkan kulit ikan yang selama mereka bekerja pada majikan merupakan limbah yang harus dienyahkan.  Bila dipersandingkan, maka eks majikan omzetnya tidak jauh berbeda dengan para leluhurnya sementara omzet eks buruh bukan hanya jadi trade mark krupuk lokal tetapi juga sampai bisa mengisi kekeurangan produksi sentra krupuk Sidoarjo – Jawa Timur.
            Gambaran sederhana di atas kiranya dapat menjadi pemicu agar produsen Siroop tjap Buah Tjampolay sadar, kalau kelas buruh saja bisa bangkit sebagai pengusaha hebat, tentu majikan jauh lebih hebat lagi !
            Upaya perubahan secara berkesinambungan ini dimulai dari tekad untuk maju dari pihak keluarga pemilik usaha.  Melakukan rekruitment sumberdaya handal merupakan faktor utama.  Untuk kegiatan ini tentu diperlukan modal yang tidak sedikit tetapi jauh lebih murah dibandingkan dengan kerelaan keluarga untuk sedikit melepas kendali total yang biasa dipegangnya.
            Dengan kepercayaan penuh kepada sumberdaya manusia terpilih maka produksi dan distribusi Siroop tjap Buah Tjampolay diharapkan dapat bersaing di pasar global.  Tim ini bukanlah harus mereka yang direkrut sebagai karyawan tetapi dapat memanfaatkan jasa konsultan.
            Seperti diketahui tanggal berdiri perusahaan merupakan salah satu keunggulan yang bernilai jual tinggi.  Tugas dari sumberdaya manusia pilihan itu antara lain adalah :
a.                   Mempelajari sejarah, sistem produksi dan situasi intern industri rumahtangga yang menghasilkan Siroop tjap Buah Tjampolay.
b.                  Melaksanakan survey awal tentang distribusi Siroop tjap Buah Tjampolay mulai dari gudang sampai ke tingkat konsumen.
c.                   Melakukan survey kepuasan konsumen ditinjau dari tingkatan umur, pekerjaan, penghasilan atau bahkan unsur etnis.
d.                  Melaksanakan survey kebutuhan konsumen untuk mengetahui jenis, variasi rasa dan kemasan produk sampai label yang diinginkan konsumen.
e.                   Merancang visi dan misi perusahaan dan step by step strategi menjalankannya untuk mencapai tujuan.
f.                   Merancang organisasi dan kebutuhan staf untuk menjalankannya.
g.                  Merancang fabrikasi yang tepat sesuai dengan tahapan kemajuan usaha dengan mempertimbangkan permodalan yang tersedia.
h.                  Merancang alternatif penambahan modal yang kompetitif untuk kemajuan usaha.
i.                    Membentuk tim Research and Development (R & D) yang atas kehendak pemilik usaha merintis jalannya industri rumahtangga Siroop tjap Buah Tjampolay menuju industri modern.

            Perlu diperhatikan bahwa konsep perbaikan yang dihasilkan merupakan langkah awal untuk perbaikan-perbaikan berikutnya.  Sebuah perbaikan yang tidak pernah berhenti. 
            Strategi standar yang dapat dilakukan dalam perbaikan berkesinambungan produsen Siroop tjap Buah Tjampolay antara lain :
a.                   Menggambarkan proses yang ada
                        Setiap orang yang terlibat dalam usaha perbaikan proses produksi Siroop tjap Buah Tjampolay harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai proses internal. 
            Langkah-langkah untuk penyatuan pemahaman ini antara lain :
i)                    Membentuk batasan proses
ii)                  Membuat flowchart proses
iii)                Membuat diagram cara aliran kerja
iv)                Melakukan pengujian atau verifikasi
v)                  Segera memperbaiki setiap kesalahan yang teridentifikasi



b.                  Membakukan proses
                        Setelah dipahami bersama maka proses produksi Siroop tjap Buah Tjampolay perlu dibakukan.  Dengan kata lain, “Tidak ada dusta diantara sesama !” 
                        Langkah-langkah menuju pembakuan ini antara lain :
i)                    Mengidentifikasi praktek terbaik yang dikenal saat ini dan mencatatnya
ii)                  Menguji praktek terbaik tersebut untuk menentukan kelayakannya untuk diterapkan dalam perbaikan
iii)                Menerapkan proses yang ditemukan itu dalan proses produksi Siroop tjap Buah Tjampolay
iv)                Mencatat kinerja proses, memperbaharui catatan tersebut secara terus menerus dan menggunakannya untuk mengidentifikasi cara untuk memperbaiki proses.

c.                   Menghilangkan kesalahan dalam proses
                        Segala bentuk kesalahan atau kekurangan dalam proses produksi Siroop tjap Buah Tjampolay dihiidentifikasi untuk dihilangkan secara bertahap tanpa harus mengganggu proses produksi.  Upaya percobaan perbaikan terus dicatat dan dipantau untuk melaksanakan perbaikan selanjutnya.

d.                  Merampingkan proses
            Proses produksi yang sudah menjadi warisan turun-temurun perlu ditinjau ulang, apabila diperlukan maka tidak ada salahnya untuk dirampingkan.  Asalkan pemangkasan proses produksi dalam rangka efisiensi ini tidak mengurangkualitas produk yang dihasilkan.  Bahkan bila diperlukan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, baik biaya produksi maupun kualitas Siroop tjap Buah Tjampolay  yang dihasilkan.

e.                   Mengurangi sumber-sumber terjadinya variasi
            Sebagai suatu usaha keluarga yang sudah turun temurun, baik kepemilikan maupun pekerja yang selama ini menghidupkan Siroop tjap Buah Tjampolay.  Perbedaan kepentingan, diantara para pewaris usaha sebagai majikan dan juga kehendak dan kebiasaan para pekerja sebagai buruh merupakan sumber terjadinya berbagai variasi dalam proses produksi.

f.                   Menerapkan pengendalian proses statistikal
            Metode pengendalian statistikal memungkinkan dilakukannya penghapusan variasi yang diakibatkan oleh penyebab khusus timbulnya variasi tersebut.  Dengan demikian proses dapat berjalan dan terpelihara secara konsisten, yang pada akhirnya mendukung upaya perbaikan proses tersebut.

g.                  Memperbaiki rancangan
            Cara terbaik untuk memperbaiki desain proses adalah melalui program eksperimen aktif yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
i)                    Menentukan tujuan eksperimen
ii)                  Menentukan faktor-faktor yang akan diukur
iii)                Merancang eksperimen
iv)                Memulai eksperimen
v)                  Memimpin/mengadakan eksperimen
vi)                Menganalisis hasil yang dicapai
vii)              Mengambil tndakan berdasarkan hasil yang dicapai

            Sebagaimana disebutkan di muka, bahwa keinginan untuk berubah harus berasal dari pemilik usaha yang sekarang ada.  Hanya dengan dukungan penuh keluarga pewaris usaha dan sumberdaya manusia profesional yang direkrut sajalah upaya perubahan secara berkesinambungan ini akan mencapai hasil yang optimal. 

                            Analisis Berdasarkan Teori Pemanufakturan Just-In-Time (JIT)
            Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa omzet Siroop tjap Buah Tjampolay meningkat tajam pada saat tertentu.  Bulan ramadhan identik dengan produksi yang harus berlipat ganda.  Puncak permintaan pelanggan berakhir ditutup dengan hari raya Idul Fitri.  Demikian juga halnya menjelang Hari Natal, pada saat itu permintaan Siroop tjap Buah Tjampolay relatif meningkat. 
            Keadaan ini sudah berlangsung sangat lama, darn grafik produksi selalu dapat diduga setiap tahunnya.  Sehingga tanpa perlu peramalan atau bahkan survey yang rumit kapasitas produksi dapat diperkirakan dengan pasti.
            Tapi hal ini hanya menunjukkan betapa statisnya perkembangan podusen Siroop tjap Buah Tjampolay, mewarisi resep sukses pendahulu tanpa inovasi.  Tentu saja hal ini sudah merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup industri rumahtangga ini.
            Di era persaingan produk sejenis yang makin memenuhi pasar, maka tanpa inovasi Siroop tjap Buah Tjampolay hanya akan terkubur bersama sejarah dan namanya yang pernah besar.  Oleh karena itu diperlukan terobosan baru teknik pemasrannya.
            Just-In-Time yang diterapkan secara total tentu bukan pilihan yang tepat.  Tetapi sebagai pelengkap maka akan sangat meningkatkan omzet.  Dengan kata lain produksi Siroop tjap Buah Tjampolay tetap sesuai dengan kapasitas produksi yang selama ini berjalan, namun jangkauannya diperluas untuk dipasarkan kepada pihak-pihak tertentu dengan jumlah tetap atau temporari tetapi sudah ada kesepakatan order.
            Barbagai kegiatan yang melibatkan PKK, Dharma Wanita dan organisasi pemerintahan beserta underbow-nya merupakan salah satu calon costumer tetap Siroop tjap Buah Tjampolay.  Dibutuhkan produk minuman yang tidak sedikit dalam setiap kegiatan, mulai dari rapat dinas sampai oleh-oleh untuk suatu kunjungan ke daerah lain atau menjadikan Siroop tjap Buah Tjampolay sebagai bagian dari produk khas yang dijadikan bahan kenangan bagi para tamu pemerintahan.
            Selain itu, prospek yang paling potensial adalah dunia swasta.  Hotel, restaurant, rumahmakan, cafe, toko oleh-oleh dan lain-lain yang ada di sekitar Kota Cirebon dan sekitarnya dapat menyediakan Siroop tjap Buah Tjampolay.
            Kedua jenis prospek tersebut merupakan potensi yang dapat diandalkan untuk dapat menyerap produksi Siroop tjap Buah Tjampolay dengan cara pemesanan terlebih dahulu.  Agar Siroop tjap Buah Tjampolay yang diproduksi hanya sesuai dengan pesanan yang diterima maka diperlukan kerja keras untuk mendapatkan order pesanan. 
            Hal ini dapat dilakukan dengan sikap pro-aktif dari pemilik usaha, misalnya dengan membentuk tim marketing untuk mendekati para calon konsumen.  Mereka adalah ujung tombak yang menentukan jumlah produksi Siroop tjap Buah Tjampolay yang diperlukan.
            Diperlukan kejelian tersendiri dalam menarik konsumen untuk melaksanakan pesanan.  Selain produk berkualitas yang dikemas dalam kemasan yang marketable (menarik dan sesuai selera konsumen), maka aspek ketepatan waktu juga menjadi faktor penting.
            Awal tahun anggaran yang sedang berjalan merupakan saat yang relatif terlambat untuk bisa masuk ke kegiatan yang berbau pemerintahan.  Sebaiknya pertengahan tahun, agar bisa dapat dialokasikan untuk kegiatan tahun berikutnya.  Namun bukan tidak memungkinkan kalau upaya pendekatan awal tahun dapat menghasilkan order yang banyak untuk kegiatan yang dilaksanakan pada tahun berjalan.
            Aspek waktu juga perlu diperhatikan untuk mencari prospek kalangan swasta.  Jauh-jauh hari sebelum ramadhan datang, order harus sudah masuk terlebih dahulu.  Demikia juga tim marketing sudah harus aktif mencari order beberapa bulan menjelang natal dan hari raya lainnya, termasuk liburan sekolah.
            Dengan adanya kepastian pesanan yang diperoleh maka disusunlah rencana produksi bulanan.  Variasi kuantitas produksi Siroop tjap Buah Tjampolay setiap bulan berubah-ubah, namun kualitas yang dihasilkan harus terjaga sepanjang tahun.
            Hal ini sesuai dengan prinsip dasar Just-In-Time (JIT), yaitu meningkatkan kemampuan perusahaan secara terus-menerus untuk merespon perubahan dengan meminimasi pemborosan.
            Dengan adanya kepastian jumlah Siroop tjap Buah Tjampolay yang diproduksi setiap bulannya maka :
a.                   Mengurangi biaya tenaga kerja baik yang langsung maupun tidak langsung  
b.                  Mengurangi ruangan atau gudang untuk penyimpanan barang
c.                   Mengurang waktu st up dan penundaan jadwal produksi
d.                  Mengurangi pemborosan akibat adanya kerusakan produk, kemasan yang cacat, dan lain-lain
e.                   Mengurangi lead-time, karena ukuran lot yang kecil lebih memungkinkan memberi feedback terhadap kualitas
f.                   Penggunaan mesin dan fasilitas secara lebih baik
g.                  Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok bahan baku
h.                  Lay out pabrik menjadi lebih mudah ditata secara apik
i.                    Integrasi dan komunikasi yang lebih baik diantara fungsi-fungsi yang menjalankan roda usaha, pemilik dan pekerja dalam arti luas
j.                    Pengendalian kualitas dalam proses produksi menjadi lebih mudah dan terkendali.

            Apabila Siroop tjap Buah Tjampolay diproduksi hanya sesuai dengan pesanan maka kualitas yang dipasarkan akan relatif lebih baik.  Namun demikian hal ini sekali-lagi sangat tergantung kepada kemauan dari pemilik usaha untuk merubah sistem manajerial yang kental kekeluargaan dimodifikasi dengan masuknya para profesional, khususnya para pemasar yang tangguh. 
            “Jika misi jelas, maka tujuan menjadi pasti, dan kepastian tujuan membuat langkah menjadi mantap !”  (Nasibah Al-Muthawi).
           
            Dari pembahsan yang panjang lebar di atas maka tidak ada pilihan lain bagi produsen Siroop tjap Buah Tjampolay, kecuali berubah mengikuti perubahan zaman.  Perubahan zaman yang lebih berorientasi kepada kepuasan pelanggan daripada menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya bagi pemilik perusahaan.
            Beberapa petuah orang besar berikut ini kiranya dapat menjadi motivator bagi produsen Siroop tjap Buah Tjampolay untuk berubah.
                                               

Yang kita dapatkan dari hidup
adalah sepenuhnya yang kita berikan padanya.” 
(Ralph Waldo Emerson)

“Jangan takut terhadap ruang,
antara mimpi dan realitas Anda,
Jika Anda dapat mengimpikannya,
Anda juga dapat membuatnya.”
 (Balva Davis)

            “Kejatuhan kecil berarti kebangkitan yang lebih membahagiakan.”
            (William Shakespeare)
             

BAB IV
P E N U T U P

4.1.    Kesimpulan
            Siroop tjap Buah Tjampolay merupakan salah satu hasil industri rumahtangga di Kota Cirebon yang berdiri sebelum kemerdekaan Indonesia namun sampai saat ini keberadaannya seperti “mati segan hidup tak mau.”
            Untuk mengembalikan citra dan nama besarnya maka produsen Siroop tjap Buah Tjampolay harus mengubah diri mengikuti tuntutan zaman.  Pola produksi bukan lagi mengejar keuntungan bagi pemilik usaha tetapi sudah saatnya diarahkan untuk memenuhi kepuasan konsumen.
            Dari 3 (tiga) teori yang digunakan untuk menganalisis secara kualitatif maka agar produsen Siroop tjap Buah Tjampolay bisa mengahadapi tantangan zaman beberapa langkah yang harus dilakukan adalah :
a.                   Belajar dari perusahaan sejenis yang maju dan berkembang dengan sangat cepat, salah satunya produsen sirup markisa cap Pohon Pinang di Brastagi – Sumatera Utara..
b.                   Melakukan inovasi terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang baru seperti yang dikehendaki konsumen.
c.                    Menerapkan produksi hanya bila ada pesanan dapat dilakukan.  Dengan catatan, hal ini hanya dilakukan semata-mata untuk perbaikan kualitas dalam rangka meningkatkan kepuasan konsumen.

4.2.    Saran
            Tidak ada kata yang lebih tepat untuk diucapkan kecuali, “Berubah !”  Semakin cepat dilaksanakan akan semakin baik kecuali rela terkubur kemajuan zaman.



DAFTAR PUSTAKA

Charlie, L.  2004.  Resep Kaya Ala Tionghoa :  Kiat Jitu Sukses Secara Finansial.  Nexx Media Inc.  Bandung.
Charlie, L.  2006.  Resep Kaya Ala Tionghoa 2 :  Financial Strategy.  Tri Exs Media Inc.  Bandung.
Godin, S.  2007.  Purple Cow (Terjemahan Christiany Lo).  PT Bhuana Ilmu Populer.  Jakarta.
Hindle, T dan M. Thomas.  1996.  Pocket Marketing.  (Terjemahan :                       Roosmin, D. Q).  PT Elex Mediakomputindo.  Jakarta.
Ho, A.  2008.  The New Inspiration.  KISS Publishing.  Jakarta.
Leman.  2007.  The Best of Chinese Saying.  Gramedia Pustaka Utama.  Jakarta.
Leman.  2007.  50 Chinese Wisdoms.  Gramedia Pustaka Utama.  Jakarta.
Leman.  2007.  The Best of Chinese Life Philosophies.  Gramedia Pustaka Utama.  Jakarta.
Leman.  2007.  The Best of May Life.  Gramedia Pustaka Utama.  Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar