Bicara tentang perencanaan partisipatif memang tiada
habisnya. Mungkin karena kita sudah
sangat dekat dengan dua kata itu, tetapi telalu jauh ....
Khusus tentang Perencanaan SDM Partisipatif, tentu lebih terdengar
jauh lagi....
Partisipatif lebih mudah dijadikan konsep daripada dipalikasikan. Apalagi kalau dituntut hasil akhir dari
penerapan konsep itu sendiri.
Kadang saya miris, belajar di beberapa tempat di Pulau Jawa,
saya merasa ketinggalan jauh. Padahal ibu
kota negeri ini ada di Pulau Jawa.
Jawa Barat, provinsi penyangga ibukota, yang misinya menjadi
provinsi termaju.... Ternyata dalam hal
perencanaan partisipatif jauh tertinggal dibandingkan saudara kita nun jauh
disana. Sebut misalnya Sumatera Barat,
yang jaraknya ribuan kilometer dari Jakarta.
Sekali lagi, mungkin karena konsep partisipatif yang terlalu
sulit diterapkan.... Termasuk dalam
transfer keahlian pemberdayaan itu sendiri.
Kalau sudah begitu, dapat diduga hasilnya seperti apa....
Beersyukur sekali kalau anggapan itu tidak terlalu lama
bersarang, saya berkesempatan belajar dari rekan-rekan terbaik seperti LSM yang
dibiayai Departemen PU untuk memberdayakan masyarakat dalam memenuhi air bersih
dan kebersihan lingkungan, penanganan flu burung yang difasilitasi UNICEF Jawa
Barat dan lain-lain.
Pengalaman itu pula yang saya jadikan bahan untuk penulisan
thesis, setelah beberapa kali konsultasi, Pembimbing I memberikan keputusan
yang sangat telak.
“Kalau seperti ini, cocok untuk kebijakan publik!”
Tidak perlu kecewa, tetapi kerja keras dan lebih keras lagi
untuk mengejar ketinggalan yang diakubatkan tersitanya waktu untuk menyusun
proposal itu.
Pada Dies Natalis Emas Planologi ITB tahun 2010, pengalaman
bersama UNICEF menggali dan menggiring kesederhanaan masyarakat menjadi
kemampuan luar biasa itu juga saya sampaikan dalam bentuk makalah.
Berbeda dengan pembicara lain para ilmuwan yang banyak teori
dan pustaka, saya hanya bisa mengemas kesederhanaan aplikasi pemberdayaan
masyarakat dengan cara sederhana itu dengan materi yang sangat sederhana saja.
Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat merupakan
dua hal yang bisa dikemas dalam kesederhanaan, sesederhana pola pikir dan
kehidupan masyarakat Indonesia pada yang dihantar oleh konsep itu. Ketika berlebihan, bisa jadi malah tidak
nyambung....
Semoga bermanfaat.
Sukses selalu. Aamiin YRA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar