Minggu, 24 Agustus 2014

Perencanaan Partisipatif



Bicara tentang perencanaan partisipatif memang tiada habisnya.  Mungkin karena kita sudah sangat dekat dengan dua kata itu, tetapi telalu jauh ....
Khusus tentang Perencanaan SDM Partisipatif, tentu lebih terdengar jauh lagi.... 
Partisipatif lebih mudah dijadikan konsep daripada dipalikasikan.  Apalagi kalau dituntut hasil akhir dari penerapan konsep itu sendiri.
Kadang saya miris, belajar di beberapa tempat di Pulau Jawa, saya merasa ketinggalan jauh.  Padahal ibu kota negeri ini ada di Pulau Jawa. 
Jawa Barat, provinsi penyangga ibukota, yang misinya menjadi provinsi termaju....  Ternyata dalam hal perencanaan partisipatif jauh tertinggal dibandingkan saudara kita nun jauh disana.  Sebut misalnya Sumatera Barat, yang jaraknya ribuan kilometer dari Jakarta.
Sekali lagi, mungkin karena konsep partisipatif yang terlalu sulit diterapkan....  Termasuk dalam transfer keahlian pemberdayaan itu sendiri.  Kalau sudah begitu, dapat diduga hasilnya seperti apa....
Beersyukur sekali kalau anggapan itu tidak terlalu lama bersarang, saya berkesempatan belajar dari rekan-rekan terbaik seperti LSM yang dibiayai Departemen PU untuk memberdayakan masyarakat dalam memenuhi air bersih dan kebersihan lingkungan, penanganan flu burung yang difasilitasi UNICEF Jawa Barat dan lain-lain.
Pengalaman itu pula yang saya jadikan bahan untuk penulisan thesis, setelah beberapa kali konsultasi, Pembimbing I memberikan keputusan yang sangat telak. 
“Kalau seperti ini, cocok untuk kebijakan publik!”
Tidak perlu kecewa, tetapi kerja keras dan lebih keras lagi untuk mengejar ketinggalan yang diakubatkan tersitanya waktu untuk menyusun proposal itu.
Pada Dies Natalis Emas Planologi ITB tahun 2010, pengalaman bersama UNICEF menggali dan menggiring kesederhanaan masyarakat menjadi kemampuan luar biasa itu juga saya sampaikan dalam bentuk makalah.
Berbeda dengan pembicara lain para ilmuwan yang banyak teori dan pustaka, saya hanya bisa mengemas kesederhanaan aplikasi pemberdayaan masyarakat dengan cara sederhana itu dengan materi yang sangat sederhana saja.
Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat merupakan dua hal yang bisa dikemas dalam kesederhanaan, sesederhana pola pikir dan kehidupan masyarakat Indonesia pada yang dihantar oleh konsep itu.  Ketika berlebihan, bisa jadi malah tidak nyambung....
Semoga bermanfaat.  Sukses selalu.  Aamiin YRA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar